Dalam melakukan deteksi dini gangguan perilaku ini maka perlu diketahui faktor resiko yang bisa mengakibatkan gangguan ADHD. Banyak bukti penelitian yang menunjukkan peranan disfungsi susunan saraf pusat (SSP). Sehingga beberapa kelainan dan gangguan yang terjadi sejak kehamilan, persalinan dan masa kanak-kanak harus dicermati sebagai faktor resiko.
Selama periode kehamilan, disfungsi SSP disebabkan oleh gangguan metabolik, genetik, infeksi, intoksikasi, obat-obatan terlarang, perokok, alkohol dan faktor psikogenik. Penyakit diabetes dan penyakit preeklamsia juga harus dicermati.
Pada masa persalinan, disebabkan oleh: prematuritas, post date, hambatan persalinan, induksi persalinan, kelainan letak (presentasi bayi), efek samping terapi, depresi sistem immun dan trauma saat kelahiran normal. Sedangkan periode kanak-kanak harus dicermati gangguan saluran cerna kronis, infeksi, trauma, terapi medikasi, keracunan, gangguan metabolik, gangguan vaskuler, faktor kejiwaan, keganasan dan terjadinya kejang. Riwayat kecelakaan hingga harus dirawat di rumah sakit,kekerasan secara fisik, verbal, emosi atau merasa diterlantarkan. Trauma yang serius, menerima perlakuan kasar atau merasa kehilangan sesuatu selama masa kanak-kanak, tidak sadar diri atau pingsan.
Sumber :
http://apadefinisinya.blogspot.com/2008/06/adhd-attention-deficit-hyperactive.html
Saturday, 27 February 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment