1. Terapi Farmakologi
Rencana pengobatan harus dibuat secara individual, tergantung gejala dan efeknya terhadap kehidupan sehari-hari. Penelitian jangka panjang menunjukkan bahwa kombinasi obat dan terapi lain memberi hasil paling baik.
Pengobatan diberikan bila gejala impulsivitas, agresivitas, dan hiperaktivitas cukup berat sehingga menyebabkan gangguan di sekolah, di rumah, atau hubungan dengan teman. Pengobatan bertujuan menghilangkan gejala dan sangat memudahkan terapi psikologis. Lamanya pengobatan tergantung ada atau tidaknya gejala yang ingin dihilangkan.
2. Terapi Perilaku
Terapi psikososial/perilaku, seperti pelatihan kemampuan sosial, dapat dianjurkan sebagai terapi awal bila gejala ADHD cukup ringan, diagnosis ADHD belum pasti, atau keluarga memilih terapi ini. Namun, untuk jangka panjangnya, terapi perilaku saja tidak cukup dalam menangani ADHD
3. Terapi Kombinasi
Inilah terapi yang diyakini terbaik karena dibarengi dengan makan obat, sedangkan terapi perilaku dapat membantu pengelolaan gejala-gejala ADHD dan mengurangi dampaknya pada anak.
Cara terbaik adalah bekerja sama dengan seorang terapis berpengalaman dalam masalah perilaku, lalu rajin berkonsultasi dengan dokter yang fokus menangani anak ADHD untuk memonitor perkembangan anak.
Terapi perilaku bermanfaat membentuk self control pada anak sehingga bila sudah terbentuk, dosis obatnya akan dikurangi secara bertahap sampai akhirnya anak tidak memerlukan lagi.
Sumber :
Kompas.com
http://kesehatan.kompas.com/read/2009/07/27/09410387/Penanganan.Anak.Hiperaktif
Sunday, 28 February 2010
Saturday, 27 February 2010
Permainan Anak ADHD
Berikut ini adalah permainan-permainan menyenangkan dengan alat musik atau bunyi-bunyian yang dapat kita lakukan di Taman Bermain ataupun di Rumah yang disadur dari bahasa Jerman. Alat yang digunakan sangat sederhana,tidak mahal dan bisa dibuat sendiri. Permainan motorik kasar yang berupa rangsangan suara ini, selain membuat anak gembira dan santai, juga bisa meningkatkan kemampuan anak berkonsentrasi dan memusatkan perhatiannya pada tugas tertentu:
1. Berlari Dalam Ruangan
4-5 anak berlari membentuk lingkaran dan guru kemudian memberi tanda akustik dengan memakai gendang, rebana atau tepuk tangan berirama untuk menghentikan gerakan anak secara tiba-tiba, kemudian anak secepat mungkin harus tengkurap.
* Variasi Permainan:
- Anak-anak kemudian dapat berlari mundur, lalu dihentikan tiba-tiba juga dengan alat musik atau bunyi-bunyian.
- Anak-anak dapat berkeliling dengan melompat atau merayap diiringi musik kaset atau bunyi-bunyian lain,
kemudian dihentikan tiba-tiba.
* Materi permainan: Kaset, alat musik, gendang, rebana atau alat musik lain atau segitiga pengaman.
* Keterangan Mengenai Metode Pengajaran:
Pada awal permainan anak-anak masih akan mengalami kesulitan-kesulitan untuk menghentikan gerakan mereka secara mendadak waktu tanda akustik diperdengarkan dan sebagian anak masih tetap berlari terus, tetapi lama kelamaan mereka bisa mengontrol tubuh mereka dengan baik dan memusatkan perhatian mereka pada tanda/aba-aba akustik yang diberikan.
2. Pengenalan Berbagai Bunyi
Macam-macam bunyi seperti anjing menggonggong, ayam berkokok, burung berkicau, suara klakson mobil dll direkam kedalam kaset dan kemudian diperdengarkan kepada sekelompok kecil anak dan setiap anak bergiliran harus menebak bunyi apakah itu.
* Variasi Permainan:
Suara dari guru-guru dan anak-anak dalam kelompok atau dari kelas lain direkam dan kemudian diperdengarkan, lalu anak-anak menebak suara siapakah itu?
* Materi/Alat Permainan:Sebuah tape recorder , alat perekam dan kaset
* Keterangan Mengenai Metode Pengajaran:
Permainan ini menyenangkan, bila dimainkan tidak terlalu lama, karena bila kelamaan anak cepat menjadi bosan dan konsentrasinya bisa terganggu.
3. Bermain dengan Menirukan Tingkah Laku dan Suara Binatang
Sekitar 4-5 anak berkumpul membentuk lingkaran dan duduk diatas matras. Seorang guru berdiri di tengah dengan memakai topi penyihir dan memegang tongkat sihir yang dihias sebelumnya. Satu persatu anak ditutup dengan selimut dan sambil membentangkan tangannya dan tongkat menyentuh kepala anak tsb, sambil berkata „Bim salabim, jadilah gajah“, kemudian selimut diangkat, anak tsb menirukan tingkah laku gajah dan bersuara seperti gajah. Kemudian pindah ke anak lain, melakukan hal yang sama dan berkata:“Bim salabim, jadilah ayam“ dan anak tsb bertingkah laku seperti ayam, sambil memperdengarkan suara ayam berkokok dstnya.
* Variasi Permainan:
Anak-anak juga bisa mengusulkan untuk menjadi binatang kesayangannya seperti anjing, kuda ,burung, kucing dsbnya.
* Materi/Alat Permainan:Matras. Sehelai selimut, topi penyihir dan tongkat sihir yang bisa dibuat sendiri
dengan hiasan kertas crep warna-warni.
* Keterangan Mengenai Metode Pengajaran:
Anak-anak yang menjadi berbagai binatang harus bergerak dan mengeluarkan suara-suara sedemikian rupa menurut kemampuan masing-masing anak dalam menirukannya. Dorongan untuk satu variasi mengenai penampilan meniru tingkah laku dan suara satu jenis binatang bagi seorang anak bisa didapat dengan memperhatikan gerak dan gaya anak-anak sebelumnya ataupun gurunya, sebelum tiba gilirannya. Guru wajib menuntun konsentrasi anak agar memperhatikan kelakuan temannya itu, agar dia juga bisa menirukan dengan baik tingkah laku dan suara binatang yang jadi pilihannya.
4. Memperdengarkan Suara Keras dan Suara Lembut
Sekelompok kecil anak terdiri dari 5 atau 6 anak duduk di lantai sambil mengetuk-ngetuk kakinya ke lantai dengan keras, lebih keras dan lebih keras lagi, kemudian beralih ke suara yang lembut, lebih lembut dan lebih lembut lagi, sehingga hampir tidak kedengaran.
* Variasi Permainan:
- Lakukan seperti diatas , bertepuk tangan atau menepuk-nepuk lantai
- Berteriak keras, kemudian lembut, lalu lebih keras dan lebih lembut
- Memukul meja dengan keras dan lembut, lebih keras dan lebih lembut
- Dengan memainkan alat musik, lebih keras dan lebih lembut dstnya
* Materi/Alat Permainan: Meja, kursi, alat musik dan alat bunyi-bunyian lain
* Keterangan Mengenai Metode Pengajaran:
Anak-anak yang pemalu atau takut biasanya susah untuk berteriak atau membuat ribut. Latihan ini justru baik untuk mereka, dan guru tolong membujuk dan memotivasi mereka untuk mau ikut bermain. Permainan ini juga sangat baik dilakukan sebelum menjalankan program mewarnai, menggunting, menempel atau mengenal bentuk-bentuk dll yang memerlukan konsentrasi dan ketenangan. Juga baik dilakukan pada saat kebanyakan anak kelihatan kesal atau susah berkonsentrasi, terutama pada hari Senin setelah berakhir minggu, anak sering kelelahan dan tidak “mood” di Taman Bermain. Anak dapat berteriak keras dan lebih keras lagi untuk menyalurkan agresifitasnya dan kemudian akan terlihat lebih santai.
* Variasi Permainan Lain:
Guru membisikkan sesuatu ke telinga anak dan bertanya, apa anak itu mengerti dengan mengulang kalimat yang dibisikkan itu. Kemudian sebaliknya anak membisikkan satu kalimat kepada guru dan bertanya apa yang baru saja dia bisikkan.
5. Permainan Akustik (Membuat Suara-Suara)
Berbagai macam alat yang mengeluarkan bunyi-bunyian yang berbeda diberikan kepada sekelompok kecil anak yang terdiri dari 4-6 anak. Pastikan bahwa setiap anak mendapatkan instrument yang berbeda, misalnya gendang, rebana, bel, satu ikatan kunci-kunci, klakson mobil, satu ikatan kaleng-kaleng bekas, tutup panci dengan sendoknya dll. Kemudian masing-masing anak mencoba sendiri suara-suara apa saja yang bisa diperdengarkan dengan memainkan alat yang dipegangnya itu dan kemudian alat itu ditukar dengan alat yang dipegang temannya dan dicoba membuat nada-nada dengan alat musik yang dipegangnya tsb, demikian seterusnya sampai mereka mencoba semua alat yang ada dan bereksperimen membuat nada-nada.
* Variasi Permainan:
Dengan aba-aba yang diberikan guru semua anak bersama-sama mencoba memainkan alat yang dipegangnya dan mengusahakan untuk membuat bunyi-bunyian berirama membentuk satu konser. Pantun-pantun dan lagu-lagu pendek dapat pula diajarkan untuk dinyanyikan dengan iringan musik dan instrument mereka. Cobalah terus berulang-ulang dalam beberapa minggu sampai satu waktu bisa menjadi satu konser sungguhan.
* Materi/Alat Permainan:
Semua instrument yang mengeluarkan buny-bunyian seperti gendang, rebana, xylophon, segitiga pengaman, bel, satu bundel kunci-kunci, kincringan, klakson mobil, kaleng-kaleng kosong, tutup panci dll.
* Keterangan Mengenai Metode Pengajaran:
Untuk mencoba alat-alat yang ada sampai bisa membentuk irama tertentu, anak-anak memerlukan beberapa hari dan ini harus dijadwalkan dalam susunan pelajaran harian.Barulah sesudah anak-anak menguasai alat tsb dengan baik variasi permainan dengan membentuk konser dengan membawakan lagu tertentu dapat dilaksanakan. Dalam hal ini peran guru dalam membimbing anak sangat penting.
6. Menebak Bunyi-Bunyian
Bunyi-bunyian atau suara-suara yang sebelumnya telah diperkenalkan kepada anak-anak akan dimainkan oleh guru dibelakang punggungnya atau dibalik gorden. Anak-anak harus menebak nama alat yang dibunyikan tsb. Atau bisa juga mata anak ditutup dengan sehelai kain dan satu alat musik dimainkan, kemudian dia menebak alat apa itu.
* Variasi Permainan:
1. Satu anak bersembunyi dan memperdengarkan bunyi dari alat musik tertentu yang dipegangnya dan anak lain
menebaknya.
2. Jam weker disembunyikan di bawah bantal dan anak-anak mencari asal suaranya.
* Materi/Alat Permainan:
Semua alat yang bisa mengeluarkan bunyi-bunyian seperti pada permainan sebelumnya dan sapu tangan.
* Keterangan Mengenai Metode Pengajaran:
Instrument seperti misalnya gendang dapat dibunyikan untuk digunakan sebagai daya tarik anak, mengajak mereka bermain di ruang terbuka atau memotivasi mereka untuk melompati rintangan-rintangan yang dipasang misalnya.
7. Bermain: Dimana Rumahku?
Setiap anak berdiri di dalam rumahnya masing-masing, di tengah sebuah ban bekas, atau ditengah tali berwarna yang membentuk lingkaran atau di tengah hola-hop. Dengan mengikuti suara gendang atau rebana yang dimainkan guru atau suara kaset anak-anak mulai keluar dari rumahnya itu dan berlarian mengelilingi ruangan. Melalui aba-aba dari guru atau pada waktu musik distop, anak-anak mencari rumahnya dan duduk kembali di tengah-tengah rumahnya masing-masing. Anak-anak harus benar-benar mengenali rumahnya , apakah melalui warna atau bentuknya. Untuk memudahkan pengenalan rumahnya kembali, anak bisa meletakkan barang kesayangannya seperti boneka, dompet dll di rumahnya itu.
* Variasi Permainan:
- Berkunjung ke rumah teman: Bermain peran dengan mengetahui cara-cara berkunjung ke rumah teman.
* Materi/Alat Permainan:Ban bekas, tali berwarna, hola hop.
Permainan-permainan tsb diatas tidak hanya digunakan dalam menterapi anak-anak ADD/ADHD saja, tetapi juga dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan konsentrasi anak pada umumnya dan mengarahkan perhatian anak pada satu tugas tertentu melalui bermain dengan suara-suara atau bunyi-bunyian.
Sumber : http://www.pestalozzi-indonesia.com/content/view/27/2/
1. Berlari Dalam Ruangan
4-5 anak berlari membentuk lingkaran dan guru kemudian memberi tanda akustik dengan memakai gendang, rebana atau tepuk tangan berirama untuk menghentikan gerakan anak secara tiba-tiba, kemudian anak secepat mungkin harus tengkurap.
* Variasi Permainan:
- Anak-anak kemudian dapat berlari mundur, lalu dihentikan tiba-tiba juga dengan alat musik atau bunyi-bunyian.
- Anak-anak dapat berkeliling dengan melompat atau merayap diiringi musik kaset atau bunyi-bunyian lain,
kemudian dihentikan tiba-tiba.
* Materi permainan: Kaset, alat musik, gendang, rebana atau alat musik lain atau segitiga pengaman.
* Keterangan Mengenai Metode Pengajaran:
Pada awal permainan anak-anak masih akan mengalami kesulitan-kesulitan untuk menghentikan gerakan mereka secara mendadak waktu tanda akustik diperdengarkan dan sebagian anak masih tetap berlari terus, tetapi lama kelamaan mereka bisa mengontrol tubuh mereka dengan baik dan memusatkan perhatian mereka pada tanda/aba-aba akustik yang diberikan.
2. Pengenalan Berbagai Bunyi
Macam-macam bunyi seperti anjing menggonggong, ayam berkokok, burung berkicau, suara klakson mobil dll direkam kedalam kaset dan kemudian diperdengarkan kepada sekelompok kecil anak dan setiap anak bergiliran harus menebak bunyi apakah itu.
* Variasi Permainan:
Suara dari guru-guru dan anak-anak dalam kelompok atau dari kelas lain direkam dan kemudian diperdengarkan, lalu anak-anak menebak suara siapakah itu?
* Materi/Alat Permainan:Sebuah tape recorder , alat perekam dan kaset
* Keterangan Mengenai Metode Pengajaran:
Permainan ini menyenangkan, bila dimainkan tidak terlalu lama, karena bila kelamaan anak cepat menjadi bosan dan konsentrasinya bisa terganggu.
3. Bermain dengan Menirukan Tingkah Laku dan Suara Binatang
Sekitar 4-5 anak berkumpul membentuk lingkaran dan duduk diatas matras. Seorang guru berdiri di tengah dengan memakai topi penyihir dan memegang tongkat sihir yang dihias sebelumnya. Satu persatu anak ditutup dengan selimut dan sambil membentangkan tangannya dan tongkat menyentuh kepala anak tsb, sambil berkata „Bim salabim, jadilah gajah“, kemudian selimut diangkat, anak tsb menirukan tingkah laku gajah dan bersuara seperti gajah. Kemudian pindah ke anak lain, melakukan hal yang sama dan berkata:“Bim salabim, jadilah ayam“ dan anak tsb bertingkah laku seperti ayam, sambil memperdengarkan suara ayam berkokok dstnya.
* Variasi Permainan:
Anak-anak juga bisa mengusulkan untuk menjadi binatang kesayangannya seperti anjing, kuda ,burung, kucing dsbnya.
* Materi/Alat Permainan:Matras. Sehelai selimut, topi penyihir dan tongkat sihir yang bisa dibuat sendiri
dengan hiasan kertas crep warna-warni.
* Keterangan Mengenai Metode Pengajaran:
Anak-anak yang menjadi berbagai binatang harus bergerak dan mengeluarkan suara-suara sedemikian rupa menurut kemampuan masing-masing anak dalam menirukannya. Dorongan untuk satu variasi mengenai penampilan meniru tingkah laku dan suara satu jenis binatang bagi seorang anak bisa didapat dengan memperhatikan gerak dan gaya anak-anak sebelumnya ataupun gurunya, sebelum tiba gilirannya. Guru wajib menuntun konsentrasi anak agar memperhatikan kelakuan temannya itu, agar dia juga bisa menirukan dengan baik tingkah laku dan suara binatang yang jadi pilihannya.
4. Memperdengarkan Suara Keras dan Suara Lembut
Sekelompok kecil anak terdiri dari 5 atau 6 anak duduk di lantai sambil mengetuk-ngetuk kakinya ke lantai dengan keras, lebih keras dan lebih keras lagi, kemudian beralih ke suara yang lembut, lebih lembut dan lebih lembut lagi, sehingga hampir tidak kedengaran.
* Variasi Permainan:
- Lakukan seperti diatas , bertepuk tangan atau menepuk-nepuk lantai
- Berteriak keras, kemudian lembut, lalu lebih keras dan lebih lembut
- Memukul meja dengan keras dan lembut, lebih keras dan lebih lembut
- Dengan memainkan alat musik, lebih keras dan lebih lembut dstnya
* Materi/Alat Permainan: Meja, kursi, alat musik dan alat bunyi-bunyian lain
* Keterangan Mengenai Metode Pengajaran:
Anak-anak yang pemalu atau takut biasanya susah untuk berteriak atau membuat ribut. Latihan ini justru baik untuk mereka, dan guru tolong membujuk dan memotivasi mereka untuk mau ikut bermain. Permainan ini juga sangat baik dilakukan sebelum menjalankan program mewarnai, menggunting, menempel atau mengenal bentuk-bentuk dll yang memerlukan konsentrasi dan ketenangan. Juga baik dilakukan pada saat kebanyakan anak kelihatan kesal atau susah berkonsentrasi, terutama pada hari Senin setelah berakhir minggu, anak sering kelelahan dan tidak “mood” di Taman Bermain. Anak dapat berteriak keras dan lebih keras lagi untuk menyalurkan agresifitasnya dan kemudian akan terlihat lebih santai.
* Variasi Permainan Lain:
Guru membisikkan sesuatu ke telinga anak dan bertanya, apa anak itu mengerti dengan mengulang kalimat yang dibisikkan itu. Kemudian sebaliknya anak membisikkan satu kalimat kepada guru dan bertanya apa yang baru saja dia bisikkan.
5. Permainan Akustik (Membuat Suara-Suara)
Berbagai macam alat yang mengeluarkan bunyi-bunyian yang berbeda diberikan kepada sekelompok kecil anak yang terdiri dari 4-6 anak. Pastikan bahwa setiap anak mendapatkan instrument yang berbeda, misalnya gendang, rebana, bel, satu ikatan kunci-kunci, klakson mobil, satu ikatan kaleng-kaleng bekas, tutup panci dengan sendoknya dll. Kemudian masing-masing anak mencoba sendiri suara-suara apa saja yang bisa diperdengarkan dengan memainkan alat yang dipegangnya itu dan kemudian alat itu ditukar dengan alat yang dipegang temannya dan dicoba membuat nada-nada dengan alat musik yang dipegangnya tsb, demikian seterusnya sampai mereka mencoba semua alat yang ada dan bereksperimen membuat nada-nada.
* Variasi Permainan:
Dengan aba-aba yang diberikan guru semua anak bersama-sama mencoba memainkan alat yang dipegangnya dan mengusahakan untuk membuat bunyi-bunyian berirama membentuk satu konser. Pantun-pantun dan lagu-lagu pendek dapat pula diajarkan untuk dinyanyikan dengan iringan musik dan instrument mereka. Cobalah terus berulang-ulang dalam beberapa minggu sampai satu waktu bisa menjadi satu konser sungguhan.
* Materi/Alat Permainan:
Semua instrument yang mengeluarkan buny-bunyian seperti gendang, rebana, xylophon, segitiga pengaman, bel, satu bundel kunci-kunci, kincringan, klakson mobil, kaleng-kaleng kosong, tutup panci dll.
* Keterangan Mengenai Metode Pengajaran:
Untuk mencoba alat-alat yang ada sampai bisa membentuk irama tertentu, anak-anak memerlukan beberapa hari dan ini harus dijadwalkan dalam susunan pelajaran harian.Barulah sesudah anak-anak menguasai alat tsb dengan baik variasi permainan dengan membentuk konser dengan membawakan lagu tertentu dapat dilaksanakan. Dalam hal ini peran guru dalam membimbing anak sangat penting.
6. Menebak Bunyi-Bunyian
Bunyi-bunyian atau suara-suara yang sebelumnya telah diperkenalkan kepada anak-anak akan dimainkan oleh guru dibelakang punggungnya atau dibalik gorden. Anak-anak harus menebak nama alat yang dibunyikan tsb. Atau bisa juga mata anak ditutup dengan sehelai kain dan satu alat musik dimainkan, kemudian dia menebak alat apa itu.
* Variasi Permainan:
1. Satu anak bersembunyi dan memperdengarkan bunyi dari alat musik tertentu yang dipegangnya dan anak lain
menebaknya.
2. Jam weker disembunyikan di bawah bantal dan anak-anak mencari asal suaranya.
* Materi/Alat Permainan:
Semua alat yang bisa mengeluarkan bunyi-bunyian seperti pada permainan sebelumnya dan sapu tangan.
* Keterangan Mengenai Metode Pengajaran:
Instrument seperti misalnya gendang dapat dibunyikan untuk digunakan sebagai daya tarik anak, mengajak mereka bermain di ruang terbuka atau memotivasi mereka untuk melompati rintangan-rintangan yang dipasang misalnya.
7. Bermain: Dimana Rumahku?
Setiap anak berdiri di dalam rumahnya masing-masing, di tengah sebuah ban bekas, atau ditengah tali berwarna yang membentuk lingkaran atau di tengah hola-hop. Dengan mengikuti suara gendang atau rebana yang dimainkan guru atau suara kaset anak-anak mulai keluar dari rumahnya itu dan berlarian mengelilingi ruangan. Melalui aba-aba dari guru atau pada waktu musik distop, anak-anak mencari rumahnya dan duduk kembali di tengah-tengah rumahnya masing-masing. Anak-anak harus benar-benar mengenali rumahnya , apakah melalui warna atau bentuknya. Untuk memudahkan pengenalan rumahnya kembali, anak bisa meletakkan barang kesayangannya seperti boneka, dompet dll di rumahnya itu.
* Variasi Permainan:
- Berkunjung ke rumah teman: Bermain peran dengan mengetahui cara-cara berkunjung ke rumah teman.
* Materi/Alat Permainan:Ban bekas, tali berwarna, hola hop.
Permainan-permainan tsb diatas tidak hanya digunakan dalam menterapi anak-anak ADD/ADHD saja, tetapi juga dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan konsentrasi anak pada umumnya dan mengarahkan perhatian anak pada satu tugas tertentu melalui bermain dengan suara-suara atau bunyi-bunyian.
Sumber : http://www.pestalozzi-indonesia.com/content/view/27/2/
Terapi Tomatis: Permainan dengan Rangsangan Suara untuk Meningkatkan Daya Konsentrasi pada Anak
Anak-anak penderita Attention Deficit Disorder/ADD atau Attention Deficit Hyperactive Disorder/ADHD dan juga yang memiliki gangguan pendengaran sering mengalami kesulitan berkonsentrasi. Pada anak hiperaktif misalnya hal ini disebabkan oleh kerusakan kecil pada fungsi sistem saraf pusatnya yang melemahkan kendali rangsang anak. Karena itu anak tidak mampu berkonsentrasi pada satu tugas tertentu, perhatiannya mudah teralihkan oleh hal-hal lain di sekitarnya , dengan kata lain daya konsentrasinya sangat lemah.
Hal yang sama juga dialami oleh anak yang menderita gangguan pendengaran. Dia akan sulit berkonsentrasi, karena dia tidak mampu mendengarkan dengan baik. Perhatiannya cepat teralihkan pada hal lain yang tidak membutuhkan kemampuan audionya. Untuk memastikan bahwa anak kita mengalami gangguan ini atau tidak, jika menemukan gejala-gejala tertentu seperti diam saja atau lama merespons bila dipanggil atau memberikan jawaban berbeda dari pertanyaan yang diajukan, sebaiknya periksakan anak kita pada spesialis THT, sebelum menjatuhkan vonis kepada anak kita sebagai anak ADD/ADHD.
Dr. Harold Levinson berpendapat, bahwa melalui perbaikan pada indera pendengaran dapat menolong anak yang mengalami kesulitan belajar atau sulit berkonsentrasi. Bila tidak, hal ini bisa berlanjut dengan gangguan fungsi bicara dan kemampuan mengingat pada anak.
Terapi Tomatis dikembangkan oleh Dr.Alfred Tomatis pada tahun 70 an adalah pelatihan melalui rangsangan suara untuk meningkatkan fungsi pendengaran dan mengatasi kesulitan berkonsentrasi pada anak-anak ADD/ADHD. Dengan memperkenalkan alat-alat musik dan bunyi-bunyian selain bisa merangsang jiwa seni anak, juga sebagai rangsangan suara untuk mendapatkan perhatian anak, agar terpusat pada kita dan tidak teralihkan oleh hal-hal lain di sekitarnya. Terutama anak-anak ADD/ADHD yang tidak sensitif terhadap bunyi pada frekuensi tertentu memerlukan latihan mendengar bunyi-bunyian yang akan membantu dirinya untuk mengembangkan kemampuannya berkonsentrasi.
Sumber : http://www.pestalozzi-indonesia.com/content/view/27/2/
Hal yang sama juga dialami oleh anak yang menderita gangguan pendengaran. Dia akan sulit berkonsentrasi, karena dia tidak mampu mendengarkan dengan baik. Perhatiannya cepat teralihkan pada hal lain yang tidak membutuhkan kemampuan audionya. Untuk memastikan bahwa anak kita mengalami gangguan ini atau tidak, jika menemukan gejala-gejala tertentu seperti diam saja atau lama merespons bila dipanggil atau memberikan jawaban berbeda dari pertanyaan yang diajukan, sebaiknya periksakan anak kita pada spesialis THT, sebelum menjatuhkan vonis kepada anak kita sebagai anak ADD/ADHD.
Dr. Harold Levinson berpendapat, bahwa melalui perbaikan pada indera pendengaran dapat menolong anak yang mengalami kesulitan belajar atau sulit berkonsentrasi. Bila tidak, hal ini bisa berlanjut dengan gangguan fungsi bicara dan kemampuan mengingat pada anak.
Terapi Tomatis dikembangkan oleh Dr.Alfred Tomatis pada tahun 70 an adalah pelatihan melalui rangsangan suara untuk meningkatkan fungsi pendengaran dan mengatasi kesulitan berkonsentrasi pada anak-anak ADD/ADHD. Dengan memperkenalkan alat-alat musik dan bunyi-bunyian selain bisa merangsang jiwa seni anak, juga sebagai rangsangan suara untuk mendapatkan perhatian anak, agar terpusat pada kita dan tidak teralihkan oleh hal-hal lain di sekitarnya. Terutama anak-anak ADD/ADHD yang tidak sensitif terhadap bunyi pada frekuensi tertentu memerlukan latihan mendengar bunyi-bunyian yang akan membantu dirinya untuk mengembangkan kemampuannya berkonsentrasi.
Sumber : http://www.pestalozzi-indonesia.com/content/view/27/2/
Nutrisi Baik dan Buruk Bagi Penderita ADHD
Apakah anak Anda berlaku sulit diatur? Sering tidak memperhatikan jika diajak berbicara? Mungkin anak Anda menglami gangguan ADHD. Jika ya, perhatikan setiap makanan yang dikonsumsinya. Salah-salah malah memicu peningkatan ADHD-nya. Simak info lengkapnya di sini!
Jika anak Anda menderita ADHD atau mengalami hiper aktif sehingga sangat sulit untuk diatur, cobalah perhatikan apa saja yang sebaiknya dimakan dan dihindari oleh mereka. Jika tidak salah-salah dapat memicu tingkat ADHD dalam tubuh mereka. Berikut beberapa makanan yang sebaiknya dimakan dan juga dihindari oleh anak-anak yang menderita ADHD:
Yang sebaiknya dimakan:
1. Essential Fatty Acid (EFAs)
Ini adalah salah satu lemak yang sebaiknya dimiliki oleh anak Anda, DHA asam lemak omega 3 adalah kunci utama untuk mencegah ADHD berkembang di dalam otak. Hasil peneltian menunjukkan bahwa setiap anak dengan learning disorder, termasuk tingkat perhatian yang menurun dan juga berlaku hiperaktif adalah salah satu akibat dari penurunan EFA. Untuk meningkatkan kadar EFA, sebaiknya perbayak konsumsi ikan, biji-bijian, dan juga kacang-kacangan yang merupakan sumber EFA yang baik.
2. Vitamin B Kompleks
Vitamin B ini dibutuhkan untuk meningkatkan aktifitas saraf dan sangat baik untuk menurunkan stres, dan keduanya ini banyak sekali ditemui pada anak-anak yang menderita ADHD. Meskipun hampir seluruh vitamin B ini adalah baik, tapi ada dua jenis yang memiliki potensial efek sehingga harus Anda sikapi dalam mengkonsumsinya. Seperti vitamin B3 atau yang sering dikenal dengan niacin. Niacin ini dapat menyebabkan iritasi kulit, yang sangat berpengaruh pada kerusakan hati. Tingginya dosis vitamin B6 juga dapat menyebabkan kurang sensitif. Sumber vitamin B adalah ragi, hati, gandum utuh baik dari sereal atau roti, nasi, kacang-kacangan, telur, susu, ikan, buah-buahan, daging, sayuran hijau dan juga kedelai.
3. Protein
Jika Anda belum mengganti kebutuhan protein siang hari Anda untuk beberapa potong salmon, seharusnya Anda mengetahui bahawa protein penyumbang energi terbaik untuk tubuh. Hal ini juga sangat baik untuk anak-anak dengan ADHD, dengan mengkonsumsi sedikit porsi protein sehari mampu mengganti energi yang telah mereka keluarkan seharian. Menyajikan makanan berprotein bukan berarti Anda harus selalu masuk dapur untuk memasak. Coba saja berikan menu sarapan anak Anda setangkup roti gandum dengan isian keju dan juga telur. Atau berikan yoghurt low-fat tawar dicampur dengan pisang sebagai perasa manisnya.
4. Kalsium dan Magnesium
Selalu berikan buah hati Anda segelas susu setiap hari atau perbanyak konsumsi sayuran hijau. Kalsium yang terkandung di dalamnya selain baik untuk pertumbuhan tulang juga sangat baik melapisi membran sel dan melindungi jaringan syaraf. Hal ini sangat baik dalam mempengaruhi tingkah laku anak Anda. Magnesium juga memberikan efek menenangkan pada sistem saraf, memabntu menjaga otot dan fungsi saraf. Susu dan sayuran hijau merupakan sumber kalsium. Sayuran hijau seperti brokoli, dan gandum utuh yang terkandung dalam sereal juga menjadi sumber tambahan. Sedangkan bayam, kacang-kacangan, dan makanan yang berasal dari biji-bijian kaya akan magnesium.
5. Mineral Penting dalam Tubuh
Mineral merupakan salah satu mikronutrient yang sangat dibutuhkanoleh tubuh setiap hari, meskipun dengan jumlah yang tidak terlalu besar. 'Trace Mineral' dapat membantu ADHD anak-anak termasuk zat besi dan zinc. Studi telah membuktikan bahwa anak-anak dengan ADHD memiliki kadar zinc yang lebih rendah dibandingkan dengan anak-anak yang tidak memiliki ADHD. "Trace Mineral' ini dapat ditemukan dalam buah-buahan dan sayuran. Tapi mineral terbanyak bisa didapat dari multivitamin tambahan dengan kadar gula rendah tentunya.
Selain makanan yang baik untuk anak-anak dengan ADHD, Anda juga harus memperhatyikan jenis makanan apa saja yang sebaiknya dihindari, seperti :
1. Gula dan makanan manis
Gula harus dihindari untuk anak-anak dengan kadar ADHD tinggi karena dapat menyerap vitamin mineral dan juga enzim yang terdapat dalam tubuh. Hindaari menu sarapan yang mengandung kadar gula lebih banyak, seperti sereal, energy bars, minuman yang mengandung pemanis dan pengawet, dan masih banyak lagi.
2. Zat Additives
Warna biru, pink, dan kuning dekorasi cake, atau goldfish crackers yang berwarna warni sangat disukai anak-anak karena warnanya yang sangat mencolok. Lembaga pengujian obat dan makanan di Amerika telah menemukan puluhan bahkan ratusan makanan yang mzengandung zat additive atau pengawet guna meningkatkan rasa, penampilan, dan juga aroma. Hal ini bukan berarti aman untuk kesehatan anak Anda khususnya yang menderita ADHD tinggi. Usahakan makanan yang dikonsumsi sealami mungkin, tanpa menggunakan pewarna seperti kuning dan merah, dan juga jauhkan dari makanan yang mengandung Monosodium Glutamat (MSG).
3. Kafein
Kafein menyerap mineral daari dalam tulang, disaat tubuh sedang kekurangan mineral. Kopi, teh dan minuman berkafein lainnya mengandung asam dan kadarnya lebih rendah dari pH dalam tubuh, sehingga membuat tubuh bekerja lebih keras untuk menyeimbangkan kadar pH dalam tubuh. Hal ini menyebabkan anak-anak yang mengidap ADHD yang mungkin mengkonsumsi terlalu banyak kafein-seringkali terdapat dalam cokelat, minuman soda, makanan manis lain-kemungkinan kehilangan banyak mineral dalam tubuh yang menyebabkan berkurangnya fungsi syaraf dalam tubuh.
4. Garam
Beberapa makanan ringan tidak hanya dengan rasa manis, tapi juga rasa asin padahal sodium yang terkandung dalam makanan asin adalah salah satu zat yang dihindari untuk kasus anak dengan ADHD tinggi. Di banyak kasus telah diketahui kalau sodium dapat menyebabkan darah tinggi bagi orang dewasa. Tapi ini tidak menutup kemungkinan membawa pengaruh terhadap anak-anak dengan ADHD. Hampir mirip dengan kafein, garam dapat mencuri mineral dalam tubuh yang sebenarnya digunakan untuk menjaga jaringan syaraf bekerja secara baik. Sebaiknya hindari keripik tortila, pretzel, dan juga makanan ringan lainnya yang tinggi kadar garamnya. Dan sebaiknya lihat pada kemasan makanan untuk lebih berjaga-jaga.
(dev/Odi) Eka Septia
© 2008 detikcom
Sumber :http://kulinerkita.multiply.com/reviews/item/771
Jika anak Anda menderita ADHD atau mengalami hiper aktif sehingga sangat sulit untuk diatur, cobalah perhatikan apa saja yang sebaiknya dimakan dan dihindari oleh mereka. Jika tidak salah-salah dapat memicu tingkat ADHD dalam tubuh mereka. Berikut beberapa makanan yang sebaiknya dimakan dan juga dihindari oleh anak-anak yang menderita ADHD:
Yang sebaiknya dimakan:
1. Essential Fatty Acid (EFAs)
Ini adalah salah satu lemak yang sebaiknya dimiliki oleh anak Anda, DHA asam lemak omega 3 adalah kunci utama untuk mencegah ADHD berkembang di dalam otak. Hasil peneltian menunjukkan bahwa setiap anak dengan learning disorder, termasuk tingkat perhatian yang menurun dan juga berlaku hiperaktif adalah salah satu akibat dari penurunan EFA. Untuk meningkatkan kadar EFA, sebaiknya perbayak konsumsi ikan, biji-bijian, dan juga kacang-kacangan yang merupakan sumber EFA yang baik.
2. Vitamin B Kompleks
Vitamin B ini dibutuhkan untuk meningkatkan aktifitas saraf dan sangat baik untuk menurunkan stres, dan keduanya ini banyak sekali ditemui pada anak-anak yang menderita ADHD. Meskipun hampir seluruh vitamin B ini adalah baik, tapi ada dua jenis yang memiliki potensial efek sehingga harus Anda sikapi dalam mengkonsumsinya. Seperti vitamin B3 atau yang sering dikenal dengan niacin. Niacin ini dapat menyebabkan iritasi kulit, yang sangat berpengaruh pada kerusakan hati. Tingginya dosis vitamin B6 juga dapat menyebabkan kurang sensitif. Sumber vitamin B adalah ragi, hati, gandum utuh baik dari sereal atau roti, nasi, kacang-kacangan, telur, susu, ikan, buah-buahan, daging, sayuran hijau dan juga kedelai.
3. Protein
Jika Anda belum mengganti kebutuhan protein siang hari Anda untuk beberapa potong salmon, seharusnya Anda mengetahui bahawa protein penyumbang energi terbaik untuk tubuh. Hal ini juga sangat baik untuk anak-anak dengan ADHD, dengan mengkonsumsi sedikit porsi protein sehari mampu mengganti energi yang telah mereka keluarkan seharian. Menyajikan makanan berprotein bukan berarti Anda harus selalu masuk dapur untuk memasak. Coba saja berikan menu sarapan anak Anda setangkup roti gandum dengan isian keju dan juga telur. Atau berikan yoghurt low-fat tawar dicampur dengan pisang sebagai perasa manisnya.
4. Kalsium dan Magnesium
Selalu berikan buah hati Anda segelas susu setiap hari atau perbanyak konsumsi sayuran hijau. Kalsium yang terkandung di dalamnya selain baik untuk pertumbuhan tulang juga sangat baik melapisi membran sel dan melindungi jaringan syaraf. Hal ini sangat baik dalam mempengaruhi tingkah laku anak Anda. Magnesium juga memberikan efek menenangkan pada sistem saraf, memabntu menjaga otot dan fungsi saraf. Susu dan sayuran hijau merupakan sumber kalsium. Sayuran hijau seperti brokoli, dan gandum utuh yang terkandung dalam sereal juga menjadi sumber tambahan. Sedangkan bayam, kacang-kacangan, dan makanan yang berasal dari biji-bijian kaya akan magnesium.
5. Mineral Penting dalam Tubuh
Mineral merupakan salah satu mikronutrient yang sangat dibutuhkanoleh tubuh setiap hari, meskipun dengan jumlah yang tidak terlalu besar. 'Trace Mineral' dapat membantu ADHD anak-anak termasuk zat besi dan zinc. Studi telah membuktikan bahwa anak-anak dengan ADHD memiliki kadar zinc yang lebih rendah dibandingkan dengan anak-anak yang tidak memiliki ADHD. "Trace Mineral' ini dapat ditemukan dalam buah-buahan dan sayuran. Tapi mineral terbanyak bisa didapat dari multivitamin tambahan dengan kadar gula rendah tentunya.
Selain makanan yang baik untuk anak-anak dengan ADHD, Anda juga harus memperhatyikan jenis makanan apa saja yang sebaiknya dihindari, seperti :
1. Gula dan makanan manis
Gula harus dihindari untuk anak-anak dengan kadar ADHD tinggi karena dapat menyerap vitamin mineral dan juga enzim yang terdapat dalam tubuh. Hindaari menu sarapan yang mengandung kadar gula lebih banyak, seperti sereal, energy bars, minuman yang mengandung pemanis dan pengawet, dan masih banyak lagi.
2. Zat Additives
Warna biru, pink, dan kuning dekorasi cake, atau goldfish crackers yang berwarna warni sangat disukai anak-anak karena warnanya yang sangat mencolok. Lembaga pengujian obat dan makanan di Amerika telah menemukan puluhan bahkan ratusan makanan yang mzengandung zat additive atau pengawet guna meningkatkan rasa, penampilan, dan juga aroma. Hal ini bukan berarti aman untuk kesehatan anak Anda khususnya yang menderita ADHD tinggi. Usahakan makanan yang dikonsumsi sealami mungkin, tanpa menggunakan pewarna seperti kuning dan merah, dan juga jauhkan dari makanan yang mengandung Monosodium Glutamat (MSG).
3. Kafein
Kafein menyerap mineral daari dalam tulang, disaat tubuh sedang kekurangan mineral. Kopi, teh dan minuman berkafein lainnya mengandung asam dan kadarnya lebih rendah dari pH dalam tubuh, sehingga membuat tubuh bekerja lebih keras untuk menyeimbangkan kadar pH dalam tubuh. Hal ini menyebabkan anak-anak yang mengidap ADHD yang mungkin mengkonsumsi terlalu banyak kafein-seringkali terdapat dalam cokelat, minuman soda, makanan manis lain-kemungkinan kehilangan banyak mineral dalam tubuh yang menyebabkan berkurangnya fungsi syaraf dalam tubuh.
4. Garam
Beberapa makanan ringan tidak hanya dengan rasa manis, tapi juga rasa asin padahal sodium yang terkandung dalam makanan asin adalah salah satu zat yang dihindari untuk kasus anak dengan ADHD tinggi. Di banyak kasus telah diketahui kalau sodium dapat menyebabkan darah tinggi bagi orang dewasa. Tapi ini tidak menutup kemungkinan membawa pengaruh terhadap anak-anak dengan ADHD. Hampir mirip dengan kafein, garam dapat mencuri mineral dalam tubuh yang sebenarnya digunakan untuk menjaga jaringan syaraf bekerja secara baik. Sebaiknya hindari keripik tortila, pretzel, dan juga makanan ringan lainnya yang tinggi kadar garamnya. Dan sebaiknya lihat pada kemasan makanan untuk lebih berjaga-jaga.
(dev/Odi) Eka Septia
© 2008 detikcom
Sumber :http://kulinerkita.multiply.com/reviews/item/771
Cara Membantu Anak ADHD
Dalam membantu anak ADHD belajar, ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan. Masing-masing dapat saling berkaitan untuk mendorong perilaku yang positif.
- Memberikan Struktur
Yaitu, memberikan batasan-batasan yang jelas mengenai apa yang harus dilakukan saat akan memulai berikut segala konsekuensinya.
- Analisis Tugas
Yaitu, memecah tugas besar menjadi komponen-komponen yang memisahkan langkah-langkah yang diperlukan. Misalnya, menyusun dari yang paling kompleks dalam urutan yang masuk akal (logis).
- Modifikasi Perilaku
Yaitu, membentuk perilaku yang diinginkan dengan memberikan reward maupun punishment.
Peran Orangtua
Dalam menerapkan pendekatan-pendekatan di atas, peran orangtua di rumah sangatlah penting. Tak boleh dianggap remeh. Selain itu, harus ada kerjasama yang baik antara orangtua dan pihak sekolah di mana anaknya belajar.
- Sebaiknya ada kerjasama untuk bisa menentukan kesepakatan-kesepakatan mengenai hal-hal yang diharapkan dan harus dilakukan anak. Buatlaj jadual kegiatan sehari-hari. “Hari ini kita akan ke sekolah, pulang sekolah ke tempat terapi, setelah itu pulang ke rumah.” Biasakan anak untuk menempatkan barang-barang miliknya di suatu tempat yang telah ditentukan. Minimalisasikan pilihan; “Kamu mau belajar matematika atau bahasa Indonesia?” dari pada “Kamu belajar apa?”
- Mengarahkan anak dalam menyelesaikan tugas yang kompleks. Misalnya, untuk mengajari menulis, langkah pertama yang dapat dilakukan adalah cara memegang pensil dengan benar. Bila tangannya belum kuat, sebaiknya dilakukan latihan penguatan otot tangan (misalnya dengan play doh busa sabun dan lain-lain).
- Pada modifikasi perilaku, orangtua harus menentukan prioritas perilaku spesifik yang akan diubah. Misalnya, membereskan buku setelah belajar. Kemudian buatlah kesepakatan bila anak telah melaksanakan (membereskan buku-bukunya) dengan baik, akan memperoleh reward. Bila sebaliknya juga harus menerima punishment. Agar berhasil, sebaiknya orangtua membantu mengarahkan anak secara terstruktur tentang bagaimana mencapai perilaku yang diharapkan. Misalnya, dalam membereskan buku sebaiknya satu persatu, baru kemudian dimasukkan ke dalam tas dan lain sebagainya.
Peran Guru
Guru dapat melakukan cara yang sama seperti halnya yang dilakukan orangtua di rumah. Namun, sebaiknya disesuaikan dengan konteks bersekolah. Berikut beberapa hal yang bias dan sebaiknya dilakukan guru dalam penerapan pendekatan yang telah disebut di atas.
- Membuat perencanaan belajar. Misalnya menuliskan jadual kegiatan harian di papan tulis secara tersusun dari atas ke bawah. “Hari ini kita akan belajar perkalian, mengamati tumbuh-tumbuhan, mencatat PR dan istirahat!” Berikan peringatan atau pemberitahuan bila akan terjadi perubahan jadual. Mendudukkan siswa dekat dengan guru dapat dilakukan untuk meminimalisasi gangguan dari siswa lain dan guru pun akan mudah mengontrol. Bila diperlukan, terutama pada saat kondisi kelas benar-benar terganggu, siswa dapat dievakuasi ke tempat khusus (ke perpustakaan misalnya).
- Menjaga perhatian anak, yaitu dengan memberikan tanda-tanda yang dapat mengingatkan siswa dan mengarahkannya kembali pada tugasnya. Hal tersebut bias dilakukan dengan menyentuh punda, mengetuk pensil ke meja (saat anak mulai melamun atau terganggu perhatiannya). Berikan instruksi yang singkat dan usahakan ada kontak mata saat instruksi diberikan. Modifikasikan tugas atau instruksi. Misalnya, dengan memberi warna atau garis bawah pada instruksi yang penting adan utama.
- Berikan kesempatan pada anak untuk beristirahat setelah menyelesaikan tugasnya. Misalnya dengan memberikan tugas mengambil buku di kantor, membagikan buku ke teman-temannya atau menyampaikan pesan ke guru lain.
- Bantu anak untuk mendengarkan. Yaitu, dengan cara; Usahakan agar instruksi atau penjelasan diberikan dengan suara yang jelas, keras dan tidak tergesa-gesa. Gunakanlah alat Bantu atau alat peraga seperti gambar saat menjelaskan sehingga anak akan tertarik. Saat menjelaskan sesekali berikan pertanyaan dan libatkan anak dalam diskusi.
- Terapkan displin dengan membuat “kontrak” perilaku berikut konsekuensinya.
Sumber : http://anakspesial.com/rehat/anak-adhd-bersekolah/
- Memberikan Struktur
Yaitu, memberikan batasan-batasan yang jelas mengenai apa yang harus dilakukan saat akan memulai berikut segala konsekuensinya.
- Analisis Tugas
Yaitu, memecah tugas besar menjadi komponen-komponen yang memisahkan langkah-langkah yang diperlukan. Misalnya, menyusun dari yang paling kompleks dalam urutan yang masuk akal (logis).
- Modifikasi Perilaku
Yaitu, membentuk perilaku yang diinginkan dengan memberikan reward maupun punishment.
Peran Orangtua
Dalam menerapkan pendekatan-pendekatan di atas, peran orangtua di rumah sangatlah penting. Tak boleh dianggap remeh. Selain itu, harus ada kerjasama yang baik antara orangtua dan pihak sekolah di mana anaknya belajar.
- Sebaiknya ada kerjasama untuk bisa menentukan kesepakatan-kesepakatan mengenai hal-hal yang diharapkan dan harus dilakukan anak. Buatlaj jadual kegiatan sehari-hari. “Hari ini kita akan ke sekolah, pulang sekolah ke tempat terapi, setelah itu pulang ke rumah.” Biasakan anak untuk menempatkan barang-barang miliknya di suatu tempat yang telah ditentukan. Minimalisasikan pilihan; “Kamu mau belajar matematika atau bahasa Indonesia?” dari pada “Kamu belajar apa?”
- Mengarahkan anak dalam menyelesaikan tugas yang kompleks. Misalnya, untuk mengajari menulis, langkah pertama yang dapat dilakukan adalah cara memegang pensil dengan benar. Bila tangannya belum kuat, sebaiknya dilakukan latihan penguatan otot tangan (misalnya dengan play doh busa sabun dan lain-lain).
- Pada modifikasi perilaku, orangtua harus menentukan prioritas perilaku spesifik yang akan diubah. Misalnya, membereskan buku setelah belajar. Kemudian buatlah kesepakatan bila anak telah melaksanakan (membereskan buku-bukunya) dengan baik, akan memperoleh reward. Bila sebaliknya juga harus menerima punishment. Agar berhasil, sebaiknya orangtua membantu mengarahkan anak secara terstruktur tentang bagaimana mencapai perilaku yang diharapkan. Misalnya, dalam membereskan buku sebaiknya satu persatu, baru kemudian dimasukkan ke dalam tas dan lain sebagainya.
Peran Guru
Guru dapat melakukan cara yang sama seperti halnya yang dilakukan orangtua di rumah. Namun, sebaiknya disesuaikan dengan konteks bersekolah. Berikut beberapa hal yang bias dan sebaiknya dilakukan guru dalam penerapan pendekatan yang telah disebut di atas.
- Membuat perencanaan belajar. Misalnya menuliskan jadual kegiatan harian di papan tulis secara tersusun dari atas ke bawah. “Hari ini kita akan belajar perkalian, mengamati tumbuh-tumbuhan, mencatat PR dan istirahat!” Berikan peringatan atau pemberitahuan bila akan terjadi perubahan jadual. Mendudukkan siswa dekat dengan guru dapat dilakukan untuk meminimalisasi gangguan dari siswa lain dan guru pun akan mudah mengontrol. Bila diperlukan, terutama pada saat kondisi kelas benar-benar terganggu, siswa dapat dievakuasi ke tempat khusus (ke perpustakaan misalnya).
- Menjaga perhatian anak, yaitu dengan memberikan tanda-tanda yang dapat mengingatkan siswa dan mengarahkannya kembali pada tugasnya. Hal tersebut bias dilakukan dengan menyentuh punda, mengetuk pensil ke meja (saat anak mulai melamun atau terganggu perhatiannya). Berikan instruksi yang singkat dan usahakan ada kontak mata saat instruksi diberikan. Modifikasikan tugas atau instruksi. Misalnya, dengan memberi warna atau garis bawah pada instruksi yang penting adan utama.
- Berikan kesempatan pada anak untuk beristirahat setelah menyelesaikan tugasnya. Misalnya dengan memberikan tugas mengambil buku di kantor, membagikan buku ke teman-temannya atau menyampaikan pesan ke guru lain.
- Bantu anak untuk mendengarkan. Yaitu, dengan cara; Usahakan agar instruksi atau penjelasan diberikan dengan suara yang jelas, keras dan tidak tergesa-gesa. Gunakanlah alat Bantu atau alat peraga seperti gambar saat menjelaskan sehingga anak akan tertarik. Saat menjelaskan sesekali berikan pertanyaan dan libatkan anak dalam diskusi.
- Terapkan displin dengan membuat “kontrak” perilaku berikut konsekuensinya.
Sumber : http://anakspesial.com/rehat/anak-adhd-bersekolah/
Permainan dan Olah raga yang Melatih Konsentrasi
Permainan olah raga yang melatih konsentrasi seperti bulu tangkis, basket cukup membantu melatih konsentrasi anak dengan ADHD untuk fokus pada bola. Latihan oleh raga bela diri yang benar (bukan hanya diajarkan memukul tetapi juga filosofi dari bela diri dan \'meditasi\' untuk melatih \'fokus\') juga melatih konsentrasi dan ketekunan dalam meraih warna-warna sabuk yang harus dilalui sampai mendapatkan sabuk hitam.
Olah raga juga menjadi sarana \'menguras\' energi yang seakan tak ada habis-habisnya pada anak dengan ADHD. Permainan-permainan kecerdasan yang sekarang banyak dijual di toko mainan termasuk menyusun puzzle juga dapat melatih anak berkonsentrasi.
Sumber :
Dr. Dharmawan A. Purnama,SpKJ
http://adhd.or.id/index.html?page=2
Olah raga juga menjadi sarana \'menguras\' energi yang seakan tak ada habis-habisnya pada anak dengan ADHD. Permainan-permainan kecerdasan yang sekarang banyak dijual di toko mainan termasuk menyusun puzzle juga dapat melatih anak berkonsentrasi.
Sumber :
Dr. Dharmawan A. Purnama,SpKJ
http://adhd.or.id/index.html?page=2
Gejala dan keluhan ADHD
* Tidak ada perhatian/lalai: gampang beralih perhatian, bermasalah dengan membagi waktu, sering mengerjakan terlalu banyak dalam waktu yang sama, sering datang terlambat, sering buru-buru dan tidak ada persiapan, sulit mengatur keuangan, tidak menyelesaikan pekerjaan sampai tuntas, sering ragu-ragu, tidak bisa mengambil keputusan, gampang bosan, pikiran tidak konsentrasi pada pembicaraan dan suka lupa.
* Terlalu aktif: Hati yang terus gelisah, tidak bisa duduk diam, kalau bicara ramai, tidak bisa berhenti dan bicara terus tanpa alasan, kegugupan, tiap kali berdiri untuk mengambil sesuatu atau mencari alasan untuk bisa jalan.
* Impulsif: langsung bertindak jika ada ide baru, sulit menunggu giliran, sering memutuskan pembicaraan orang lain, sering gabung dalam pembicaraan atau mengganggu kegiatan orang lain, menjawab sebelum pertanyaan selesai, sering pindah rumah dan/atau ganti pekerjaan atau relasi, mengucapkan sesuatu tanpa memikirkan akibatnya.
* Keluhan lain: berprestasi jelek, sering cari orang yang bisa mengatur kegiatan mereka sehari-hari, suasana hati yang cepat berubah, cepat kecewa, lekas marah, peka terhadap kritik.
Sumber :
http://www.rnw.nl/id/bahasa-indonesia/article/adhd-pada-orang-dewasa
Diterbitkan : 5 Desember 2006 - 1:01pm | Oleh Redaksi Indonesia
* Terlalu aktif: Hati yang terus gelisah, tidak bisa duduk diam, kalau bicara ramai, tidak bisa berhenti dan bicara terus tanpa alasan, kegugupan, tiap kali berdiri untuk mengambil sesuatu atau mencari alasan untuk bisa jalan.
* Impulsif: langsung bertindak jika ada ide baru, sulit menunggu giliran, sering memutuskan pembicaraan orang lain, sering gabung dalam pembicaraan atau mengganggu kegiatan orang lain, menjawab sebelum pertanyaan selesai, sering pindah rumah dan/atau ganti pekerjaan atau relasi, mengucapkan sesuatu tanpa memikirkan akibatnya.
* Keluhan lain: berprestasi jelek, sering cari orang yang bisa mengatur kegiatan mereka sehari-hari, suasana hati yang cepat berubah, cepat kecewa, lekas marah, peka terhadap kritik.
Sumber :
http://www.rnw.nl/id/bahasa-indonesia/article/adhd-pada-orang-dewasa
Diterbitkan : 5 Desember 2006 - 1:01pm | Oleh Redaksi Indonesia
Subscribe to:
Posts (Atom)