Di Amerika Serikat insiden sindrom Down kira-kira 1 dalam 1.000 kelahiran. Dan telah terbukti bahwa tidak ada korelasi antara sindrom Down dan setiap budaya, kelompok etnis atau lokasi geografis.
Kemungkinan memiliki anak dengan sindrom Down tergantung pada usia ibu. Kemungkinan memiliki anak dengan sindrom Down sekitar 1 dalam 350 pada usia 35. Jika sang ibu di bawah 25, kemungkinan lebih dalam kebaikan dan mereka adalah 1 dalam 1.400. Namun Jika kamu memutuskan untuk memiliki seorang bayi di 40, secara dramatis meningkatkan peluang dan 1 dalam 100.
Ada tes skrining pralahir tersedia saat ini yang mengidentifikasi wanita yang pada peningkatan risiko memiliki bayi dengan sindrom Down. Tes ini relatif aman dan tidak menimbulkan ancaman apa pun keguguran tetapi mereka dapat mengatakan dengan pasti di mana janin sindrom Down. Di sisi lain, ada pralahir tes diagnostik yang akurat dan mengidentifikasi kelainan pada janin. Namun, tes diagnostik dapat menimbulkan risiko kecil keguguran.
Prenatal Screening Tes
AFP Expanded Screening - Apakah tes darah sederhana yang digelar antara 15 dan 20 minggu pertama kehamilan. Hasil tes darah dikombinasikan dengan wanita usia untuk memperkirakan risiko-nya membawa janin dengan Down syndrome. Tes skrining ini tidak mendiagnosa cacat lahir
Berhubung dgn tengkuk tembus Pemutaran - Ini adalah skrining non-invasif yang dilakukan di awal kehamilan. Pemutaran dilakukan antara 11 dan 14 minggu kehamilan dan hal itu dilakukan melalui pemeriksaan USG resolusi tinggi dari daerah yg berhubung dgn kuduk, yang lipatan kulit di bagian belakang leher janin. Hasilnya dikombinasikan dengan usia ibu untuk menentukan risiko-nya memiliki bayi dengan sindrom Down.
Tes Diagnostik Prenatal
Ada tiga utama tes diagnostik dilakukan untuk menentukan kelainan pada janin dan ini termasuk bayi mengalami sindrom Down. Ini adalah amniocentesis, chorionic villus dan USG.
Amniosentesis - Apakah yang paling umum dilakukan tes diagnostik untuk menentukan
masalah seperti sindrom Down. Tes ini dilakukan antara 15 dan 20 minggu pertama kehamilan. Sebuah jarum dimasukkan ke dalam perut dan sejumlah kecil cairan ketuban dihapus. Sel-sel dari cairan yang dianalisis dan dibutuhkan 2 minggu untuk mendapatkan hasilnya. Ada kemungkinan kecil keguguran tapi risiko sangat rendah.
Chorionic Villus - tes diagnostik ini melibatkan mengeluarkan sepotong jaringan dari plasenta baik dengan jarum melalui perut atau kateter melalui leher rahim. Tes ini dapat dilakukan lebih awal dari amniosentesis dan dilakukan pada 10 hingga 12 minggu kehamilan.
USG - Tes ini digunakan untuk mengetahui tanggal jatuh tempo, ukuran janin dan kehamilan multipel. Namun, Anda dapat menemukan cacat lahir pada janin dengan USG.
Sumber : http://www.scumdoctor.com/Indonesian/disease-prevention/down-syndrome/Prenatal-Symptoms-of-down-Syndrome.html
Wednesday, 31 March 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment