Thursday 29 April 2010

Anak dengan Kebutuhan Khusus

Anak dengan Kebutuhan KhususMana istilah yang tepat: anak autis atau anak dengan autisme? Belakangan istilah anak dengan autisme lebih dianjurkan karena itu mengindikasikan seorang anak yang memiliki gangguan autisme. Berbeda dengan istilah anak autis yang seolah-olah menjadikan autis sebagai sifat yang dimiliki anak tersebut. Tetapi, ada istilah yang lebih tepat lagi, yakni anak dengan kebutuhan khusus (special needs).

Memang, autisme itu merupakan gangguan perkembangan pada anak-anak yang gejalanya telah terlihat sebelum berumur tiga tahun. Ada tiga perkembangan yang umumnya terganggu akibat autisme ini, yakni komunikasi, interaksi sosial, dan perilaku.

Kualitas komunikasi anak dengan kebutuhan khusus cenderung tidak normal. Hal tersebut terlihat dengan:

* Perkembangan berbicara yang terlambat, bahkan tidak berkembang sama sekali.
* Tidak berkomunikasi melalui gerak badan atau mimik muka sebagai usaha menutupi kekurangan kemampuan berbicara.
* Tidak mampu memulai pembicaraan atau mempertahankan alur pembicaraan dua arah.
* Kerap menggunakan kata-kata yang tidak lazim atau mengulangi kata-kata yang sama.
* Biasanya memilih permainan yang kurang variatif karena tidak mampu untuk bermain secara imajinatif.

Anak dengan kebutuhan khusus juga memiliki gangguan dalam kualitas interaksi sosial. Mereka akan:

* Gagal untuk bertatap mata, tidak menunjukkan ekspresi di wajah maupun gerak tubuh.
* Gagal membina hubungan sosial dengan teman seumurannya.
* Tidak mampu berempati atau membaca emosi orang lain.
* Tidak memiliki spontanitas dalam mencari teman, berbagi kesenangan, atau melakukan sesuatu bersama-sama.

Perilaku, aktivitas, dan minat anak dengan kebutuhan khusus juga sangat terbatas, bahkan sering melakukan suatu aktivitas tertentu secara berulang-ulang. Biasanya anak dengan kebutuhan khusus akan:

* Melakukan suatu pola perilaku yang tidak normal, bahkan sampai berjam-jam, misalnya duduk di pojok sambil mempermainkan pasir dengan cara yang sama.
* Mempertahankan suatu rutinitas yang tidak boleh diubah. Misalnya, sebelum tidur, harus cuci kaki dulu, menyikat gigi, memakai piyama, menggosokkan kaki di keset, lalu naik ke tempat tidur. Bila urutan rutinitas itu diubah atau salah satu aktivitas tidak dilakukan, maka seorang anak dengan autisme akan merasa sangat terganggu, lalu menangis sambil berteriak meminta rutinitas tersebut diulang dari awal.
* Kerap mengulangi suatu gerakan yang aneh, misalnya mengepak-ngepakkan lengan, menggerak-gerakkan jari dengan cara tertentu, atau mengetok-ngetok sesuatu.

Selain gangguan pada komunikasi, interaksi sosial, dan perilaku, seorang anak dengan kebutuhan khusus juga kerap menunjukkan emosi yang tidak wajar, misalnya mengamuk tanpa kendali, tertawa dan menangis tanpa sebab, serta memiliki rasa takut yang tidak beralasan. Anak dengan kebutuhan khusus juga menampilkan gejala gangguan sensoris, seperti mencium-cium atau menggigit suatu benda sebagai cara untuk mengenali benda tersebut. Ia juga tidak suka dan menunjukkan penolakan bila dipeluk atau dielus.

Sumber : http://www.hd.co.id/info-kesehatan/anak-dengan-kebutuhan-khusus

No comments:

Post a Comment