Monday, 26 April 2010

Anak Berkebutuhan Khusus

Anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Yang termasuk kedalam ABK atara lain:
tuna netra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar, gangguan perilaku, anak dengan gangguan kesehatan. Istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan anak cacat

Dengan demikian orangtua memegang peran penting untuk menciptakan lingkungan yang konduktif guna merangsang segenap potensi anak agar dapat berkembang secara maksimal.
Anak dengan kebutuhan khusus jenisnya banyak, namun ada tiga jenis yang dapat digolongkan terbanyak dan terberat di Indonesia, misalnya Autisma Infantil, Asperger’s Disease dan Attention Deficit (Hyperactive)
Penyebab dari anak-anak berkelainan ini semakin hari semakin beragam dan factor penyulitnya juga semakin banyak ditemukan, misalnya : intoleransi terhadap protein dari susu sapi, kebocoran usus, keracunan logam berat, dll.

Faktor genetika masih tetap merupakan penyebab utama kelainan ini walaupun masih terus diperlukan penelitian yang lebih dlam untuk mendapatklan data yang akurat.
Oleh karena itu, penting agar orangtua waspada terhadap gejala-gejala berikut sebagai usaha mendeteksi secara dini:
• anak sudak berusia 30 bulan namun belum mampu berbicara atau berkomunikasi
• Anak sering menampilkan perilaku hiperaktif dan sikap tidak peduli yang tidak wajar, baik kepada orangtua maupun orang lain
• Anak terlihat tidak mampu bermain dengan teman sebayanya
• Anak menampilkan perilaku aneh yang berulang-ulang

Memahami Anak Berkebutuhan Khusus
Deteksi dini pada anak dengan kebutuhan khusus merupakan suatu hal yang teramat penting, sebab dari situ orangtua dapat melihat kenyataan yang ada berkaitan dengan keadaan anak, dan dapat segera melakukan intervensi atau penanganan yang benar.
Masa yang paling ideal untuk melakukan intervensi secara dini adalah pada saat anak berusia 2-3 tahun, karena pada saat itulah otak mereka mengalami perkembangan yang paling cepat. Namun harus dipahami bahwa bagaimanapun juga, anak-anak berkebutuhan khusus yang berusia lebih dari 5 tahun pun tetap perlu mendapatkan penanganan atau terapi perilaku. Orangtua tidak perlu kawatir atau bahkan samapi putus asa, yang penting disini adalah sikap optimis dari orangtua,. Selain itu tentu saja diperlukan peranan dan partisipasi dari orangtua.

sumber :
klubbunda.blogspot.com
http://dyahanggraini.ngeblogs.com/2010/04/20/anak-berkebutuhan-khusus/

No comments:

Post a Comment